Tujuh orang terluka, dua di antaranya kritis, akibat serangan penembakan di sebuah bus di Kota Tua Yerusalem. Demikian dilaporkan oleh polisi dan petugas medis Israel pada Minggu pagi (14/8/2022). Layanan medis darurat Israel, Magen David Adom (MDA), menyebut insiden itu sebagai "serangan teror di Kota Tua".
"Kami berada di tempat kejadian dengan sangat cepat. Di Jalan Ma'ale Hashalom kami melihat sebuah bus penumpang berdiri di tengah jalan, warga memanggil kami untuk merawat dua pria berusia sekitar 30 tahun yang berada di dalam bus dengan luka tembak," kata paramedis MDA, seperti dilansir . Seorang reporter AFP mencatat peningkatan keamanan di sekitar lokasi kejadian, tidak jauh dari Tembok Barat Yerusalem, tempat sembahyang paling suci bagi orang Yahudi. Polisi telah melakukan upaya untuk penembak, yang melarikan diri setelah serangan sebelum fajar.
"Polisi diberitahu tentang penembakan sebuah bus … Polisi telah menutup tempat kejadian dan mencari tersangka yang melarikan diri," kata mereka. Juru bicara MDA Zaki Heller mengatakan enam pria dan satu wanita terluka dalam serangan itu. Paramedis MDA mengatakan mereka memberikan perawatan penyelamatan nyawa kepada orang orang dengan luka tembak, termasuk di bus dan di area parkir Makam Raja David.
Semua korban dibawa ke rumah sakit terdekat. "Kami berada di lokasi dengan sangat cepat," kata senior EMT Nehemia Katz dan paramedis David Trachtenberg dalam sebuah pernyataan. "Di Jalan Ma'ale Hashalom kami melihat sebuah bus penumpang berdiri di tengah jalan, warga sekitar memanggil kami untuk merawat dua pria berusia sekitar 30 tahun yang berada di dalam bus dengan luka tembak."
Sopir bus Daniel Kanievsky menggambarkan adegan kacau yang tiba tiba meletus. "Saya datang dari Tembok Barat. Bus itu penuh dengan penumpang," katanya kepada wartawan di depan kendaraannya yang penuh peluru. "Saya berhenti di stasiun Makam Daud. Pada saat ini, penembakan dimulai."
"Dua orang di luar saya lihat jatuh, dua di dalam berdarah. Semua orang panik," tambahnya. Penembakan itu terjadi sekitar seminggu setelah konflik tiga hari antara Israel dan militan Islam di daerah kantong Palestina yang padat penduduknya di Gaza. Sejak Maret, 19 orang yang kebanyakan warga sipil Israel di dalam wilayah Israel, telah tewas dalam serangan, sebagian besar oleh warga Palestina.
Tiga penyerang Arab Israel juga tewas. Setelah itu, otoritas Israel meningkatkan serangan di Tepi Barat yang diduduki. Lebih dari 50 warga Palestina telah tewas, termasuk pejuang dan warga sipil, dalam operasi dan insiden di Tepi Barat sejak saat itu.